Sabtu, 11 Februari 2012

ANAK SHOLEH HIDAYAH DARI ALLAH

Kami pernah mendengar keluhan seorang bapak pada kami. Bapak ini memang masih keluarga dekat kami, yaitu sama-sama bermarga Tuasikal.

Dia mengeluh tentang anaknya. “Mas sudah 2 bulan ini anakku tidak mau masuk sekolah,” begitulah keluhannya pada kami. Kami hanya terdiam saja. Bapak ini juga minta agar diajarkan do’a atau amalan tertentu supaya anak tercintanya ini bisa lagi kembali sekolah. “Iya, pak nanti saya cari dulu do’a atau amalannya,” jawab kami.

Kemudian kami kemarin tidak sengaja ke toko kitab. Di sana kami menemukan kitab yang sangat menarik yang ditulis oleh ulama saat ini, Syaikh Musthofa Al Adawi. Judul kitab tersebut adalah Fiqh Tarbiyatil Abna’. Di dalam kitab ini banyak penjelasan yang cukup menarik mengenai cara mendidik anak. Insya Allah pada kesempatan kali ini dan kesempatan akan datang, kami akan menyarikan pelajaran-pelajaran berharga dari kitab tersebut. Semoga ini bisa menjadi solusi dari keluhan bapak tadi.

Yang Patut Diingat oleh Orang Tua

Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178)

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena sedih terhadap mereka.” (QS. Fathir : 8 )

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya.” (QS. As Sajdah : 13)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.” (QS. Yunus : 99)

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nuh dan Anaknya

Lihatlah pula pada kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya ,

“Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.” (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

“Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.” (QS. Hud : 43)

Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud : 45)

Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

“Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

Ya Allah berkahilah selalu pendengaran, penglihatan, hati, dan istri kami, juga berilah keberkahan pada keturunan kami. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

Anak Sholeh adalah Hidayah dari Allah

Kami pernah mendengar keluhan seorang bapak pada kami. Bapak ini memang masih keluarga dekat kami, yaitu sama-sama bermarga Tuasikal.

Dia mengeluh tentang anaknya. “Mas sudah 2 bulan ini anakku tidak mau masuk sekolah,” begitulah keluhannya pada kami. Kami hanya terdiam saja. Bapak ini juga minta agar diajarkan do’a atau amalan tertentu supaya anak tercintanya ini bisa lagi kembali sekolah. “Iya, pak nanti saya cari dulu do’a atau amalannya,” jawab kami.

Kemudian kami kemarin tidak sengaja ke toko kitab. Di sana kami menemukan kitab yang sangat menarik yang ditulis oleh ulama saat ini, Syaikh Musthofa Al Adawi. Judul kitab tersebut adalah Fiqh Tarbiyatil Abna’. Di dalam kitab ini banyak penjelasan yang cukup menarik mengenai cara mendidik anak. Insya Allah pada kesempatan kali ini dan kesempatan akan datang, kami akan menyarikan pelajaran-pelajaran berharga dari kitab tersebut. Semoga ini bisa menjadi solusi dari keluhan bapak tadi.

Yang Patut Diingat oleh Orang Tua

Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178)

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena sedih terhadap mereka.” (QS. Fathir : 8 )

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya.” (QS. As Sajdah : 13)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.” (QS. Yunus : 99)

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nuh dan Anaknya

Lihatlah pula pada kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya ,

“Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.” (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

“Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.” (QS. Hud : 43)

Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud : 45)

Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

“Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

Ya Allah berkahilah selalu pendengaran, penglihatan, hati, dan istri kami, juga berilah keberkahan pada keturunan kami. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

Santunan dan silaturahmi tgl 21 Januari 2012

Pada tanggal 21 januari 2012 jam 16.00 wib diselenggarakan santunan dan silaturahmi

anak asuh Taman Kahuripan Al Hayy Al Qayyum, santunan berupa bantuan pendidikan

untuk anak SD dan SMP serta santunan sembako untuk anak asuh dan Manula

di Kp. Bencongan Tangerang.

Dalam acara disampaikan tema Perayaan Hari Ulang Tahun secara islami sehingga

anak asuh lebih memahami dan melaksanakan perayaan hari ulang tahun secara islami,

sehingga tidak ikut-ikutan merayakan hari ulang tahun secara berlebihan dan

kurang bermanfaat. Disamping itu beberapa anak asuh melantunkan ayat ayat

suci al Quran sesuai janji mereka pada bulan sebelumnya untuk menghafal beberapa

surat al Quran.