Senin, 06 Desember 2010

MENYEMBUNYIKAN SEDEKAH


Menyembunyikan sedekah diperlukan agar kita tidak terperosok dalam “ Riya ”. Pahala sedekah akan berkurang ketika sedekah hanya karena ingin dipuji oleh orang lain. Tatalah hati anda sebaik mungkin agar sedekah atau apapun yang anda kerjakan tidak sia-sia.

Hati anda tidak akan terganggu dengan berbagai macam pujian yang akan memerosokkan anda pada sesuatu yang mudharat. Akan tetapi, apabila anda memberitahukan sedekah untuk mempengaruhi orang lain untuk bersedekah juga, maka hal itu justru akan menimbulkan pahala dalam hidup anda.

Sebisa mungkin hendaknya bagi orang yang bersedekah untuk menyembunyikan sedekah, kecuali apabila menampakkan sedekah dengan membawa maslahat yang kuat.

Minggu, 21 November 2010

SEDEKAH DENGAN HARTA YANG DICINTAI

Memberikan sesuatu yang paling dicintai merupakan salah satu yang dirasakan paling berat dalam kehidupan seseorang. Apabila anda mempunyai baju yang bagus, baju yang memang anda senangi sepanjang kehidupan anda, maka bagaimana anda bisa memberikan tersebut kepada orang lain.

Sungguh hal ini hanya gampang diucapkan akan tetapi akan susah untuk dilakukan, karena menyangkut perasaan seseorang. Hal ini merupakan ujian sejauhmana anda mampu memberikan sesuatu yang anda sukai.

Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan Ismail anaknya, maka sungguh Ibrahim menangis karena Ismail adalah anak yang satu-satunya dicintainya. Sebagai hamba Allah Ibrahim tetap mengorbankan anaknya walaupun digantikan oleh hewan kurban oleh Allah swt.

Kalau anda tahu bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang anda cintai di dunia ini tidak akan lama dan tidak akan kekal, sedangkan jika anda mencintai Allah akan selalu kekal selamanya.

Nasruddin Abdus Somad mengatakan memberikan sesuatu yang dicintai memang sangat susah, anda membutuhkan proses yang memungkinkan hati anda lebih lembut dan mengalahkan ego. Bagaimana caranya, segeralah realisasikan berikan barang / sesuatu apa yang paling anda cintai……………….

Disarikan dari Kisah inspiratif para pelaku sedekah dari Amrin Ra’uf

Rabu, 10 November 2010

KECEWA SETELAH SEDEKAH

Apakah anda pernah merasa kecewa ketika setelah bersedekah dengan niat untuk mengatasi masalah atau kesulitan seperti yang dianjurkan Nabi, ternyata tidak kunjung menerima seperti yang pernah dijanjikan. Padahal sudah jelas dikatakan :

  • Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dai Allah) dengan mengeluarkan sedekah (HR. Al-Baihaqi)
  • Allah berfirman dalam hadis Qudsi: “Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)

Bahkan sudah ditambah amal amal lain seperti shalat Dhuha, Shalat Tahajud dan lain-lain tapi sepertinya kesulitan itu tak kunjung habis. Jangan terburu-buru berkecil hati dan berputus asa, nanti kita dapat digolongkan orang yang sesat. Dalam surat QS. Al Hijr: 56 Allah berfirman “ Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan, kecuali orang-orang yang sesat”

Apa yang harus dilakukan :

  1. Perbaiki hubungan silaturahmi, terutama dengan orang tua, Ridho Allah selaras dengan ridho orang tua, begitu juga pastinya murka-Nya, pasti selaras dengan murka orang tua. Hubungan dengan teman harus diperhatikan, kita dilarang memutuskan tali silaturahmi apalagi dendam.
  2. Perbanyak beristiqfar dan shala Taubat. Meminta ampunan atas kesalahan atau dosa yang sadar atau tidak sering kita lakukan. Dengan orang lainpun kita sering meminta maaf kalau ada kesalahan, apalagi kepada Tuhan yang mengatur segala urusan.
  3. Tetap konsisten shalat dhuha dan Tahajud. Shalat Dhuha dikenal sebagai “ Shalat pemancing rejeki” begitu juga shalat Tahajud. Shalat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, insya Allah Tuhan akan memberi tanpa harus diminita.
  4. Perbanyak sedekah. Kemungkinan sedekah masih dianggap kurang dan kita masih pelit dalam bersedekah dengan berlindung dibalik alasan “ biar sedikit asal ikhlas “. Kembali dianjurkan bersedekah 10 % dari “ nilai masalah kita “.
  5. Tetap memaksimalkan ikhtiar. Doa tanpa ikhtiar tidak akan mengubah kehidupan atau menyelesaikan masalah kita. Allah berfirman tidak akan mengubah nasib seseorang kalau dia sendiri yang tidak mau berubah atau berusaha mengubah nasibnya sendiri.

Sumber : Disarikan dari buku Ternyata Sedekah tidak harus Iklhas oleh Marah Adil

Sabtu, 23 Oktober 2010

SEDEKAH DENGAN HARTA YANG HALAL

SEDEKAH DENGAN HARTA YANG HALAL.

Rasulullah SAW bersabda: "Akan tiba suatu zaman di mana orang tidak peduli lagi terhadap harta yang diperoleh, apakah ia halal atau haram." (HR Bukhari). Empat belas abad lebih, setelah Rasulullah menyatakan hadist ini, kini kita sedang menyaksikan sebuah kenyataan dimana orang sangat berani melakukan korupsi, penipuan, penggelembungan nilai proyek, pemerasan, penyuapan, pengoplosan BBM, produksi barang bajakan, bermain valas, dsb. Sehingga banyak orang yang menjadi korban karenanya. Bahkan tak jarang orang mengatakan "mencari yang haram aja sulit apalagi yang halal".

Allah SWT sebenarnya telah memanggil hamba-Nya yang mukmin untuk mencari harta yang halal dan tidak makan kecuali yang halal: "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik, yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah kadapa-Nya (QS. 2:172). Dalam ayat lain Allah berfirman: "Wahai manusia! Makanlah yang halal dan baik dari makanan yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu (QS. 2:168).

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari ayat-ayat di atas:

  1. Allah yang menciptakan manusia tentu Dialah yang paling tahu apa yang terbaik bagi manusia. Barang-barang yang Allah haramkan itu bisa dipastikan bila dilanggar akan merusak tubuh kita. Dan kita telah menyaksikan betapa orang yang korupsi, meski sedikit, telah menghancurkan negara dan nasib berjuta rakyat, sebagaimana orang yang mabuk-mabukan telah merusak dirinya, akalnya, dan masa depannya.
  2. Harta yang haram ada dua macam: pertama, haram secara zat, seperti daging babi, bangkai, minuman yang memabukkan. Kedua, haram secara proses pendapatan, seperti harta hasil korupsi, curian, judi, penipuan, dsb. Kedua macam harta ini sama-sama membawa malapetaka bagi manusia dan kemanusiaan.
  3. Memperoleh harta secara halal adalah perjuangan yang sangat mulia, karena pada ayat di atas, Allah menganggapnya sebagai ekspresi keimanan dan bukti mensyukuri nikmat-Nya.

Rasulullah SAW pernah bercerita tentang seorang yang sedang dalam perjalanan panjang, rambutnya kusut, pakaiannya kotor, ia menadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Ya Rabb! Ya Rabb! Sedangkan makanan, minuman, dan pakaiannya haram. Mana mungkin, kata abi, permohonannya akan dikabulkan oleh Allah (HR Muslim). Ketika menyebut hadist ini Ibnu Katsir mengatakan: makanan halal adalah penyebab diterimanya doa dan ibadah, sebagaimana makanan haram penyebab ditolaknya doa dan ibadah.

Dalam bersedekahpun kita harus mengupayakan menggunakan harta yang bersumber dari harta yang halal. semoga Allah Swt memberikan kemudahan dan memberi petunjuk untuk mendapatkan harta yang halal yang tidak terkontaminasi oleh harta yang haram.

-------------------------------------------------
(Diambil dari Hikmah Republika)

Sabtu, 25 September 2010

Luruskan niat sedekah, dekatkan diri kita kepada Allah dengan riyadhoh

Dalam melakukan perbuatan apapun niat merupakan hal yang paling utama, apabila niat belum jelas, maka hasil yang akan diperoleh juga belum optimal. Dalam bersedekah niat awal sebaiknya diperbaiki dahulu agar anda selalu dalam kondisi yang terbaik.

Kalau kita memberikan sesuatu kepada orang lain hanya karena ingin dipuji, maka akibatnya yang akan terima adalah pujian dari orang lain, bukan membuat hati kita menjadi tenang atau pahala yang besar dari Allah Swt. Jika niat kita semata karena Allah, insya Allah kita akan mendapatkan semuanya baik di dunia maupun pahala dari Allah Swt.

Rasulullah Saw, bersabda, “ sesungguhnya segala perbuatan harus dimulai dari niat “ jika kita pintar menata niat dalam menjalani kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang beruntung, mulailah segala sesuatu dengan niat yang baik. Apabila ditengah perjalanan ada gangguan , kita harus ingat tetap pada niat awal, pikiran kita akan menjadi rem untuk melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan niat awal.

Untuk selalu istikomah atau konsisten dalam niat apapun, kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah dan selalu mohon petunjuk kepada Allah maka perlu melakukan riyadhoh (Riyadhoh 40 hari ustads Yusuf Mansyur) dengan melakukan sebagai berikut :

  1. Jaga Shalat tahajjud 8 rekaat + witir 3 rekaat
  2. Jaga shalat shubuh, zuhur, Ashar, Mahgrib, dan Isya (Shalat berjemaah, di masjid, sunnah Tahiyyatul Masjid)
  3. Jaga waaqi’ah sesudah subur atau sesudah ashar.
  4. Jaga shalat dhuha 6 rekaat, yang kuat 12 rekaat.
  5. Baca Zikir setelah shalat, ditambah Yaa Rozzaaq 11 x, Ayat Kursi, Plus Qulhu 3x (setiap sholat)
  6. Jaga setiap hari membaca 300 x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100 x, dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat
  7. Jaga setiap hari baca istighfar 100x
  8. Jaga setiap hari baca subhaanallahi wabihamdihi subhaanallaahil’adzhiem 100 x pagi dan 100 x sore (boleh habis dhuha dan habis azhar / jelang maghrib).
  9. Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktu, yang penting 1 hari 1 kali)
  10. Tutup malam dengan shalat sunnat 2 rekaat; baca qulyaa di rekaat pertama, Qulhu di rekaat kedua, setelahnya baca salah satu as Sajdah, tabaarok (al Mulk) atau ar-Rahmaan.

Insya Allah dengan melakukan riyadhoh diatas, niat kita akan selalu istikomah dan mendapatkan petunjuk serta ridlo dari Allah swt

Allah berfirman dalam surat Ash-Shaaffat (37) ayat 99 “ Ibrahim berkata,”sesungguhnya aku pergi kepada Tuhanku dan Dia akan memberikan petunjuk kepadaku “.

Sebuah hadis riwayat Ahmad dan Al-Thabrani berbunyi, “Barangsiapa yang mendekati Allah sesiku, Dia akan mendekatinya sehasta. Barangsiapa mendekati Allah sambil berjalan, Allah akan menyambutnya sambil berlari.” Balasan dari Allah selalu lebih hebat dari apa yang kita lakukan. Dalam Al-Quran surat Luqman, ayat 15, Allah swt juga berfirman: Ikutilah jalan orang yang kembali pada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Kulah kembalimu. Lalu Aku memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Sabtu, 14 Agustus 2010

PAHALA INFAQ

PAHALA INFAQ

Dalam Hadis Qudsi, Allah berfrman :

Wahai Bani Adam ! lakukanlah infaq, pasti Aku akan limpahkan kurnia kepadamu. Sesungguhnya nikmat dan kelebihan Nya, sangat penuh berlimpah ruah, tidak susut sedikitpun baik siang maupun malam.

Allah memerintahkan manusia supaya melakukan infaq dan membelanjakan sebagian rizqi yang telah dilimpahkan-Nya kepada fakir, miskin, orang yang sangat memerlukannya dan untuk kebaikan dan kemanfaatan orang banyak.

Allah tetap dan pasti membalas infaq atau belanja yang telah dikeluarkan hamban-Nya, dan akan dibalas berlipat ganda. Allah membalas dengan cara-Nya sendiri, baik hamba-Nya sadar atau tidak sadar, balasan-Nya akan melimpah kepadanya di dunia atau ditangguhkan pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri atau ditangguhkan-Nya pada hari akhirat kelak.

Allah mempunyai gudang rizki dan nikmatnya sangat penuh, bertumpuk dan melimpah ruah, tidak pernah susut isinya dan tidak pernah berkurang, oleh karena itu jangan merasa ragu melakukan infaq kepada kerabat, keluarga dan family terdekat (yang bukan menjadi tanggungannya) ada lebih utama daripada ke orang lain. Sesudah mereka, barulah dilakukan kepada orang-orang fakir yang taat kepada Allah. Mendahulukan mereka daripada orang yang tidak melaksanakan kewajiban agamanya, akan menjaga dan merangsang mereka untuk terus berpegang kepada agamanya. Demikianlah seterusnya dan diutamakan mana yang lebih besar manfaatnya, lebih bermanfaat kegunaannya dan lebih banyak buahnya.

Dalam Q.S.2 .al- Baqarah : 261 :

Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah seperti sebuah biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berbuah seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Allah mempunyai karunia yang luas, lagi maha mengetahui.

Dalam Q.S.2. al- Baqarah : 245

Siapakan yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik? Allah akan melipatgandakan pahalanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah yang menyempitkan dan Yang melapangkan rizki. Dan kepa-Nya kalian dikembalikan

Dalam QS.57.al-Hadid : 7

Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik? Allah akan melipatkan gandakan pahala baginya yang mulia.

Dalam QS.35. Fathir : 29-30

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizkinya yang Kami anugerahkan kepada mereka baik secara diam-diam maupun secara terang terangan. Merekalah yang mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Karena Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Syukur.

Semua anjuran, sifat dan akhlaq yang disebut dalam al-Quran itu, telah menjadi akhlaq Nabi saw dan telah diamalkan sebagaimana mestinya.Nabi saw, orang paling darmawan. Beliau banyak sekali melakukan infaq dan sempurna sekali kedermawanannya

Semoga kita dapat mencontohnya dengan penuh ikhlas.

Disarikan dari Hadits Qudsi.

MATEMATIKA SEDEKAH

Matematika Sedekah

Artikel ustadz Yusuf Mansur

Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.


Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain.kepada yang mau peduli dan berbagi.


Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan.


Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?


10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan? Kenapa matematikanya begitu? Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar? Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi.


Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat. Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.


Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.


Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.

Ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 – 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 – 2= 28
10 – 3= 37
10 – 4= 46
10 – 5= 55
10 – 6= 64
10 – 7= 73
10 – 8= 82
10 – 9= 91
10 – 10= 100

Semakin banyak dan semakin banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.

2.5 % Tidaklah Cukup

Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga kesedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh yang signifikan.

Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji 1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000
Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki tak terdugasebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000


Lihat, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, “hanya” jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia sedekahnya “hanya” 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya. Coba Jajal Sedekah 10 % Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup.

Ketika diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb, yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh. Sehingga “skor” akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp. 1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.

Ilustrasi sedekah 10%.


Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000
Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000
Dengan perhitungan ini, dia “berhasil” mengubah penghasilannya, menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh 100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan 2.5 ITU CUKUP, KALAU ..

Setiap perbuatan, pasti ada balasannya.


Minggu, 01 Agustus 2010

AL-QAYYUM (YANG BERDIRI SENDIRI / YANG MEMENUHI KEBUTUHAN MAHKLUK)


Kata al-Qayyum dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf, yaitu Qaf, Wauw, dan Mim. Maknanya yang pertama, sekelompok manusia, dari sini lahir kata Qaum / Kaum. Kedua, bermakna tegak lurus, dari sini lahir makna berdiri. Dan ketiga adalah tekad, dan dari sini muncul bersinambungan dan terus menerus, karena tanpa tekad kesinambungan tidak akan terlaksana.

Yang meneladani sifat Allah ini, dituntut untuk tidak menoleh kepada selain Allah dalam memenuhi kebutuhannya. Menggunakan yang dihamparkan Allah di alam raya ini untuk menegakkan hidupnya, tanpa mengandalkan kecuali dirinya sendiri. Selanjutnya dia dituntut agar memberikan perhatian penuh kepada mahkluk-makhluk Allah, dan sedapat mungkin memenuhi kebutuhan mereka, material dan spiritual.

Wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri memenuhi kebutuhan seluruh makhluk-Nya. Dengan rahmat-Mu aku memohon bantuan, dari siksa-Mu aku memohon perlindungan, luruskan dan perbaikilah semua keadaanku, jangan Engkau biarkan aku sendiri dengan diriku walau sekejap mata. Ya Allah, campakkanlah kedalam hatiku harapan kepada-Mu, dan putuskan harapanku mengandalkan selain-Mu, agar aku tidak mengharap kecuali kepada-Mu. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Mengetahui rahasia-rahasia kami, maka peliharalah. Engkaulah Yang Maha Mengetahui aib keburukan kami, maka tutupilah. Engkaulah Yang Maha Mengetahui kebutuhan-kebutuhan kami maka penuhilah.

Disarikan dari buku Menyingkap tabir Ilahi dari M. Quraish Shihab

Sabtu, 31 Juli 2010

AL HAYY (YANG MAHA HIDUP)



Dalam al Qur'an. kata Hayy ditemukan sebanyak sembilan belas kali, lima menyifati manusia dan empat belas dalam konteks pembicaraan kepada Allah. Lima dari 14 ayat ini menguraikan sifat Allah, seperti firman-firmannya dalam ayat al-Kursi, delapan bicara tentang kuasa Allah memberi hidup dan mencabut hidup, dengan menggunakan kata tukhriju atau mukhriju.

Sifat Allah Al- Hayy tiga diantaranya dirangkaikan dengan sifatnya Allah Al-Qayyum, sedang dua sisanya tanpa rangkaian sifat yang lain, namun konteksnya memberi kesan bahwa Allah mengurus dan memenuhi kebutuhan hamba-hamban Nya, karena itu hendaknya Dia disembah dan dimintai pertolongan " Dan bertawakallah kepada Allah yang Hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosahamba-hamba Nya (QS. Al-Furqan [25]:58)

Perangkaian sifat Al-Hayy Allah dengan sifat al-Qayyum yang maknanya adalah Maha Berdiri sendiri lagi Maha Mengurus maksluk makhluk-Nya, atau perangkaiannya dengan uraian yang menunjuk "pemenuhan kebutuhan mahkluk", memberi isyarat bahwa hidup yang sebenarnya bukan sekedar hidup untuk sendiri, tetapi harus memberi hidup dan sarana kehidupan kepada pihak lain.

Pengetahuan atau kesadaan adalah menyadari dirinya sendiri. Semakin banyak pengetahuan dan kesadaran, dan semakin peka perasaan maka semakin tinggi kualitas hidup. Karena itu hidup bertingkat tingkat. Ada hidup duniawi ada hidup ukhrawi. Hidup duniawi bertingkat tingkat, ada hidup tumbuhan, binatang, malaikat dan lain-lain. Masing-masing dari jenis tersebut bertingkat tingkat pulakehidupannya.

Allah swt. adalah Yang Maha Hidup karena Dia mengetahui segala sesuatu, hidupnya langgeng tidak berakhir, bahkan Dia yang memberi dan mencabut kehidupan. Yang meneladani sifat ini, hendaklah dapat hidup langgeng dan memberi hidup kepada orang lain. Yang meneladani-Nya hendaklah memiliki pengetahuan dan kesadaran, bermula kesadaran diri, serta memiliki gerak, aktivitas yang bermanfaat bagi diri dan mahkluk lain serta memiliki kepekaan.

Hidup bagi manusia hendaknya tidak hanya terbatas pada hari ini atau sepanjang usianya di dunia saja, tapi harus melampaui generasinya, bahkan melampaui batas usia jenis manusia di dunia ini. Memang manusia tidak dapat hidup langgeng dan abadi sebagaimana Allah. Tidak juga mampu hidup melampaui batas usianya di dunia, tetapi dia dapat melanggengkan hidupnya dengan karya-karyanya yang bermanfaat yang dapat dinikmati manusia sepanjang masa.

Kelanggengan hidup manusia juga diraih melalui kekekalan hasil karya-karyanya itu di akhirat kelak dalam bentuk ganjaran Ilahi. "Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, Kami jadikan amal itu (sia-sia bagaikan) debu yang berterbangan" (Qs. Al. Furqan [25]:23)

Karena manusia tidak dapat memberi hidup sebagaimana manusia dapat memberi hidup kepada makhluk, maka yang meneledani sifat ini hendaknya mampu memberi hidup dalam arti sebab-sebab kehidupan, baik yang bersifat spiritual maupun material. Tidak menjerumuskan makhluk dalam derita, apalagi membunuhnya, baik dalam bentuk pencabutan nyawa, maupun pencabutan hak-hak sebagai manusia, karena Allah menetapkan " Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia seluruhnya. Dan barang siapa menghidupkan (memelihara kehidupan) seorang manusia, maka seolah-olah dia telah menghidupkan manusia semuanya" (QS. al-Ma'idah [5]:32)

Wahai Tuhan Yang Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri, Tiada Tuhan Selain Engkau, dengan Rahmat-Mu aku meminta pertolongan, dengan kekuatan-Mu aku memohon bantuan, dari azab-Mu aku mengharap perlindungan, luruskan dan perbaikilah semua keadaanku, jangan Engkau biarkan aku sendirian walau dalam sekejap, temani aku ketika aku di tempat atau dalam perjalanan. (Disarikan dari buku Menyingkap Tabir Ilahi : M. Quraish Shihab)



Minggu, 11 Juli 2010

Ketika hukum timbal balik sedekah bekerja

Dunia dengan segala isinya diciptakan Tuhan sangat sempurna. Hukum sebab akibat, ilmu Fisika, ilmu kimia, Ilmu Biologi dan ilmu yang terus muncul dengan semakin tuanya bumi ini menunjukkan betapa kuasanya Tuhan untuk orang-orang yang mau mengerti.

Terkadang karena kita telah terbiasa menikmati dunia dan karunia Nya, segala keajaiban dan kenikmatan yang ada disekitar kita tidak kita rasakan. Berdetaknya jantung, tumbuhnya pohon, berputarnya bumi pada porosnya dan mengelilingi matahari merupakan fenomena keajaiban yang sulit dijelaskan untuk orang yang mau mengerti.

What you give is what you get, apa yang anda berikan itu pula yang anda dapatkan. Itulah yang disebut hukum timbal balik (Law of Reciprocity). Berdasarkan pengalaman hukum ini akan bekerja sempurna dengan berbagai variasi yang belum tentu dapat kita pahami pada mulanya.

Sejauh ini beberapa orang yang dianggap kaya ( sukses di dunia ) di Indonesia maupun di Asia mengaku salah satu rahasia kekayaan adalah sedekah atau memberi. Dan belum pernah ketemu orang miskin yang mengaku miskin gara gara rajin sedekah.

Fakta fakta :

- Bill gates dan Warren Buffet - dua orang terkaya di muka bumi, tampak begitu kapitalis, ternyata mereka dermawan terbesar abad ini
- Donald Trump, Pada saat bangkrut tahun 1990-an, ia malah membagi bagikan harta yang masih tersisa. Karena ia percaya betul " memberi " itu berbanding lurus dengan "diberi".
- Robert T. Kiyosaki, dengan prinsip " Jika anda membangun bisnis yang melayani ribuan orang, maka sebagai timbal baliknya, anda akan menjadi jutawan. Jika anda membangun bisnis yang melayani jutaan orang, anda akan menjadi miliarder"
- Jim Rohn selaku mentor penasehat Anthony Robbins " Biasakan untuk berbagi dan biasakanlah berbagi dalam jumlah yang lebih. Itu bukan saja baik untuk orang lain, tetapi juga baik bagi diri kita sendiri"

Dalam Qs. Al-Baqarah ayat 261: Perumpamaan orang - orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (sedekah) adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berisi seratus biji. Dan Allah melipatgandakan (balasan) bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya.

Pengakuan dan pengalaman diatas, menunjukkan bekerjanya hukum timbal balik dimuka bumi ini dan diperkuat dengan firman Allah diatas. Namun demikian sebagai hamba Allah yang hanya melakukan perintah Allah tentunya kita melaksanakan sedekah dan memberi itu tidak hanya sekedar untuk mendapatkan rejeki. Sedekah dan memberi merupakan bagian dari perintah Allah agar kita selalu dekat dengan Allah yang telah memberikan rejeki setiap saat ketika kita bisa menghirup udara di pagi hari.

Senin, 28 Juni 2010

Membelanjakan harta di jalan Allah


Allah Swt. berfirman dalam Hadits Qudsi :

Wahai bani Adam ! Pindahkanlah simpananmu kepada-Ku dan janganlah habis karena kebakaran, kebanjiran, dan bukan pula karena kecurian. Aku akan memberikannya kembali kepadamu, bilamana engkau sangat memerlukannya " (HQR Baihaqi, bersumber dari Al-Hasan. Al-Hafidh Al Mundziri berkata : Hadits ini diriwayatkan juga oleh At-Thabarani dan BAhihaqi)

Allah Swt memberitahukan kepada manusia bahwa sesungguhnya infaq dan membelanjakan harta atau mendermakan pada jalan Allah yaitu jalan kebajikan apabila dilaksanakan dalam batas batas syariat Allah, adalah kebaikan apabila dilaksanakan dengan niat yang ikhlas tidak sedikitpun dicampuri riya, semata-mata karena Allah SWT.

Membelanjakan harta di jalan Allah merupakan simpanan dan tabungan yang langsung disimpan di sisi Allah, senantiasa terpelihara dan terjaga rapi sehingga tidak akan terjadi kebakaran, kebanjiran dan kecurian. Bilamana pemeliknya memerlukannya kembali, segera dan diberikannya kembali secara tunai, demikianlah janji Allah SWT

Dari hadist diatas dapat dijelaskan `3 (tiga) hal sebagai berikut :

1. Semua amal perbuatan dan ibadah kita, apapun bentuknya, baik yang dilakukan oleh lidah, hati, harta dan tenaga, maupun bentuk lainnya yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dinamai simpanan (Kanzun) disisi Allah.

2. Simpanan (kanzun) disisi Allah itu terjamin penjagaan dan pemeliharaannya, bilamana yang empunya memerlukannya segera akan dikembalikan kepadanya dengan tunai, tanpa potongan apapun malahan akan mendapat tambahan yang berlipat ganda sesuai dengan keikhlasannya.

3. Menyimpan harta dalam arti tidak membelanjakannnya di jalan Allah, menyimpan tenaga dalam arti tidak mau bekerja dan beramal, adalah sesuatu yang dimurkai Allah SWT


Firman Allah dalam QS. At-Taubah [9] ayat 34-35

" ......Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak tapi tidak menafkahkannya di jalan Allah, beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih.............

Firman Allah dalam At-Taghabun [64] ayat : 15-17]

" Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian merupakan cobaaan, dan Allah menyediakan pahala yang besar.

Bertaqwalah kalian kepada Allah menurut kemampuan kalian dan dengarlah serta taatlah, dan nafkahkanlah yang baik untuk kalian. Dan barang siapa yang terpelihara dari kekikirannya dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Jika kalian meminjamkan kepada Allah, pinjaman yang baik, niscaya Allah akan melipatgandakannya untuk kalian dan mengampuni kalian. Dan Allah maha pembalas lagi maha pengampun. "

Hadits Qudsi

Minggu, 13 Juni 2010

KRITERIA MANUSIA DALAM PENGORBANAN HARTA ZAKAT


TIGA KRITERIA MANUSIA DALAM PENGORBANAN HARTA ZAKAT

Oleh : Said Hawwa dalam Al-Mustakash Fi Taskiyatil-Anfus

1. Golongan pertama

Orang-orang yang benar bertauhid, menepati janji, dan melepaskan seluruh harta mereka hingga tidak tersimpan satu rupiah atau satu dirhampun dari hartanya.

2. Golongan kedua

Orang yang dibawah tingkatan mereka, yaitu orang yang memegang harta sambil menanti waktu kebutuhan dan musim musim kebaikan. Maksud dari penyimpanan harta mereka adalah untuk menginfakkannya sesuai kebutuhan tanpa menikmatinya, juga untuk membelanjakan kelebihan harta mereka pada saat diperlukan kepada berbagai saluran kebajikan. Mereka tidak membatasi pada ukuran zakat saja. Mereka berpendapat bahwa dalam harta terdapat hak hak lain selain zakat.

Dalam firman Allah Swt

“ ...dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka...” (Al-Baqarah [2]:2)

“...belanjakanlah dijalan Allah sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu....(Al-Baqarah[2]:254)

3. Golongan ketiga

Orang orang yang hanya menunaikan zakat yang wajib, tidak lebih tidak kurang. Semua orang yang hanya menunaikan zakat saja tergolong orang yang kikir.

Dalam firman Allah :

“ Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir ..............” (Muhammad [47]:37)


Minggu, 06 Juni 2010

TUGAS SIAPA MEMBERDAYAKAN ANAK YATIM


TUGAS SIAPA MEMBERDAYAKAN ANAK YATIM

Anak yatim adalah fenomena sosial yang selalu ada di masyarakat baik masyarakat maju maupun negara berkembang. Disetiap daerah selalu ada anak yatim yang membutuhkan pendidikan, penghidupan dll , ironisnya mereka masih kurang mendapatkan bantuan secara secara sistematis dan terpadu dari pemerintah ataupun lingkungannya.

Pengertian yatim sebenarnya cukup sederhana, dengan istilah anak yatim kalau tidak hati hati justru secara psikologis akan menjadikan beban bagi anak yatim di lingkungannya, oleh karena itu penempatan istilah yatim harus proporsional sehingga tidak menjadi beban anak yatim atau justru di komersialkan untuk mencari keuntungan tertentu.

Orang barat sering menyebut Without father, half orphan, sedangkan orang indonesia menyebut yatim yaitu tidak berayah.

Ayah atau ibu mempunyai fungsi sebagai penopang ekonomi keluarga, oleh karena itu ekonomi keluarga goyah apabila salah satu dari keduanya meninggal atau tidakk ada. Hal ini akan berpengaruh kepada anak-anaknya. Memberikan santunan kepada anak yatim adalah menggantikan fungsi Bapak / Ibu yang mencari nafkah untuk anaknya sehingga anak anaknya tetap dapat melanjutkan pendidikan, kebutuhan makan/minum dan kebutu han lainny


Seluruh agama termasuk agama Islam, selalu menganjur umatnya untuk menyantuni anak yatim. KH. Ahmad Dahlan mengajarkan surat al-Ma’un kepada para murid dan jamaahnya dan belum berpindah surat sebelum seluruh isi surat tersebut benar benar diamalkan oleh jemaahnya, tidak hanya sekedar dilafalkan dan dihafalkan. Salah satu isi dalam surat itu adalah tentang keharusan menyantuni anak yatim.


Secara umum yang dilakukan masyarakat adalah memberikan uang, makanan, sarung, mukena, dan sejenisnya adalah hal-hal yang lazim diterima anak yatim. Namun demikian hal lain yang sering diabaikan adalah mengajari mereka tentang kehidupan. Me
ngajarinya tentang cara menghadapi sebuah kehidupan, secara jangka panjang, akan memberikannya ilmu yang bermanfaat sepanjang hidup.

SIAPA PALING BERTANGGUNG JAWAB MENDIDIK ANAK YATIM

Keluarga terdekat barangkali merupakan jawaban yang tepat. Hal ini terlihat dalam Nabi Muhammad SAW yang ditinggal bapaknya, Abdul Muthalib selaku kakek langsung mengasuhnya. Selepas sang kakek mangkat, pengasuhan Nabi kaum muslimin ini pun seketika beralih ke tangan pamannya, Abu Thalib.

Dalam struktur komunitas di masa sekarang dimana kehidupan serba keluarga serba sulit, yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak yatim tidak hanya dibebankan pada kerabat dan keluarga dekat saja. Seluruh masyarakat sekitar pun harus bertanggung jawab terhadap kehidupan anak yatim.

Menurut teori sosial keluarga dari Talcott Parsons and Robert Bales, konsep dasar keluarga adalah sebagai institusi sosial yang menyatukan beberapa orang untuk saling peduli antar satu dengan lain. Keluarga, lengkap ataupun tidak lengkap jumlah anggotanya (termasuk keluarga anak yatim di dalamnya), adalah sebuah institusi kecil yang menjadi bagian dari institusi besar yang namanya negara. Tiap-tiap keluarga punya jaringan yang konkrit, bersosialisasi dan saling membutuhkan agar mampu menggerakkan institusi yang lebih besar seperti organisasi kemasyarakatan, masjid, universitas, dan pemerintahan. Konsekuensinya, masing-masing keluarga harus pula peduli terhadap keluarga yang lain.


Dari pendekatan diatas, maka anak yatim pun semestinya menjadi kepedulian semua umat. Mendidik mereka adalah tugas seluruh umat. Banyak terdapat gerakan gerakan untuk mendukung pemberdayaan anak yatim antara lain gerakan “satu rumah satu yatim”. Artinya, setiap keluarga setidaknya mengasuh dan mendidik anak yatim. Upaya upaya seperti itulah yang harus terus dikembangkan agar masyarakat semakin peduli.

Dikatakan oleh Karl Menninger, “What’s done to children, they will do to society.” Apa saja yang kita lakukan terhadap anak-anak, mereka akan melakukan yang serupa terhadap masyarakat. Kita memperlakukan anak yatim dengan baik, mereka pun kelak akan membalasnya dengan pembangunan bangsa yang baik pula.

Peran Masyarakat dan negara dalam Pemberdayaan Anak Yatim

Secara tegas, Negara dalam upaya memberikan perhatian kepada anak yatim diberikan ruang gerak yang cukup luas melalui amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 Bahwa “Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Negara”.

Dalam kenyataannya tidak semua manusia dilahirkan dalam kondisi beruntung. Di tengah masyarakat saat ini, pun tidak sedkit kaum yang kurang mampu yang tidak berdaya dalam menghadapi himpitan kehidupan. Kesempatan kaum kurang mampu untuk berusaha sangat terbatas. Sehingga akses terhadap kehidupan dan pendidikan yang layakpun, sulit mereka penuhi.

Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak menegaskan bahwa setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan hak berpartisipasi dalam hal-hal yang menyangkut diri dan masa depannya. Selaras dengan itu, anak-anak yatim piatu mempunyai hak untuk mendapatkan pemeliharaan pendidikan serta perlindungan bagi kelangsungan hidupnya. Karenanya, bentuk santunan yang ideal adalah tidak terputus di tengah dan tidak terbatas kebutuhan konsumtif, tetapi juga pemberdayaan anak, yaitu melalui pendidikan.

Menilik kondisi di masyarakat, sebagian besar pemberi bantuan dan penyantun anak yatim piatu, pada umumnya merasa telah cukup untuk menyerahkan bantuan finansial kepada panti asuhan atau anak kurang mampu, tanpa menyumbangkan pemikiran untuk penggunaan dana tersebut bagi pemberdayaan anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya donatur telah memercayakan sepenuhnya pengelolaan dana tersebut kepada pihak pengasuh. Sedangkan dari pihak pengasuh, karena keterbatasan tenaga, pemikiran, dan kemampuan lainnya sering tidak berpikir tentang program yang menyangkut pemberdayaan anak, yang sangat dibutuhkan untuk masa depan mereka, yaitu pendidikan.

Faktor lain yang menyebabkan kurangnya upaya pemberdayaan adalah adanya persepsi masyarakat tentang pengertian penyantunan anak yatim piatu, yang terbatas pada pemberian dana untuk biaya hidup dan konsumsi.

Melalui program yang terpadu diharapkan bantuan anak kurang mampu khususnya yatim piatu bisa langsung menyentuh kebutuhan yang sangat mendasar termasuk kelangsungan pendidikannya.

Tujuan program pemberdayaan antara lain adalah :


1. Membimbing anak yatim piatu menjadi anak yang berperestasi, mandiri dan ber-akhlakul karimah.

2, Menyiapkan masa depan anak yatim piatu agar menjadi mandiri dan produktif.

3. Melibatkan masyarakat dalam mendukung Program agar menjadi orang tua asuh bagi mereka.

Dalam firman Allah Swt :

. “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjuran memberi makan orang miskin. Maka kecelakanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong) dengan barang berguna”. (QS. 108 : 1-7)

Sedikit perhatian yang kita berikan kepada mereka, akan sangat berarti buat masa depan mereka, mari kita mulai dari saat ini, mulai diri sendiri dan dimulai dari yang kecil (disarikan dan berbagai sumber)

Jumat, 21 Mei 2010

Hikmah Infaq dan Sedekah


Hikmah Infaq dan Sedekah

1. Melipatgandakan Rejeki

Infaq dan sedekah tidak akan mengurangi harta, justru sebaliknya, sedekah akan
melipatgandakan rejeki sebesar 10 kali lipat, sesuai firman Allah sebagai berikut :
" Barang siapa berbuat kebaikan mendapatkan sepuluh kali lipat amalnya " (Qs. Al-An'am [6]:
160)

Allah mempunyai cara tersendiri untuk membalas amal kebaikan yang dilakukan hamba-Nya, dalam surat Al-Baqarah ayat 261 diterangkan " Perumpamaan orang yang menginfakkan
hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap
tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan
Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi maha mengetahui.

2. Mengikis sifat Bakhil

Islam mengajarkan umat agar memiliki kepekaan dan kepedulian sosial dan menghilangkan
sifat bakhil atau kikir.

3. Membersihkan Harta

Manusia tidak lepas dari kesalahan, dimungkinkan ada harta kita yang tercampur dengan
sesuatu yang haram atau subhat. Infak dan sedekah salah satu cara untuk membersihkan
harta kita.

4. Menolak musibah

Setiap orang sudah ditentukan kapan akan kena musibah dalam kehidupannya. Menurut
Rasulallah, ada amalan yang dapat menolak musibah yaitu amalan sedekah. Dalam hadis
Rasulallah " Musibah tidak akan mengiringi sedekah.

Biasakanlah sedekah setiap hari saat akan mulai aktivitas. Kita tidak akan tahu apa yang
akan terjadi pada diri kita dalam hari ini.

5. Membantu orang lemah mememuhi kebutuhan yang mendesak

Pembayaran zakat bersifat periodik dan wajib sedangkan infak dan sedekah bersifat
insedentil artinya setiap saat seseorang dapat melakukan sedekah untuk memenuhi
kebutuhan orang-orang yang lemah.

Kamis, 20 Mei 2010

Hikmah Zakat

Hikmah Zakat bagi orang yang mengeluarkannya


1. Membersihkan diri dan Menyucikan hartanya.

Dalam harta kita ada hak orang lain yang harus dikeluarkan. Jika tidak di
keluarkan, ia akan menjadi seperti virus yang akan menggerogoti harta kita.
Allah berfirman : " Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka.... " (Qs. at-Taubah [9]: 103)

2. Membuat hati jadi tenang

Dengan berzakat akan merasakan ketenangan jiwa, karena telah melaksanakan
perintah Allah dan doa dari orang orang yang menerimanya (mustahik). Allah
berfirman :
" Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesunggguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenangan jiwa
bagi mereka, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Qs. at-Taubah [9]:103)

3. Membuat harta semakin bertambah

Dengan berzakat harta kita akan semakin bertumbuh dan berkembang. Membayar zakat
merupakan bukti kita bersyukur kepada Allah atas nikmat harta yang dikaruniakan
pada kita. Allah berfirman :
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, ' Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu ..... (Qs. Ibrahim [14]: 7)

Rabu, 12 Mei 2010

Anjuran infaq dan shadaqoh

l-Baqarah [2]: 261

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah akan melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas (karunia Nya) lagi Maha Mengetahui

Al Baqarah [2]:220

Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, " memperbaiki keadaan mereka adalah baik." Al Baqarah [2]:220

LANDASAN

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam. Dalam islam terdapat aturan aturan yang dibingkai agar manusia beriorientasi kepada rahmat bagi seluruh alam tidak hanya kehidupan manusia. Dalam Al Quran, Allah berfirman : Tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Qs. Al-Anbiya [21]:107)

Anak yatim merupakan bagian kehiduan yang harus kita rahmati. Rahmat bagi mereka adalah dalam bentuk kepedulian nyata, antara lain : Mengasuh mereka dalam keluarga, aktif mengelola panti asuhan antara lain menjadi pengurus, donatur, pengasuh, guru, psikolog dll.

Kepedulian nyata terhadap anak anak yatim akan dapat menentukan kualitas sumber daya manusia umat islam, karena anak yatim merupakan bagian dari umat islam yang keberadaannya sangat menentukan masa depan umat islam dan bangsa Indonesia.

Disamping demi kemajuan agama dan bangsa, kepedulian nyata kepada anak yatim akan mendatangkan hikmah bagi kehidupan dunia maupun akhirat. Beberapa hikmah yang diperoleh karena peduli dengan anak yatim sebagai berikut : (M. Khalilurahman Al Mahfani dalam buku “ Dahsyatnya Doa Anak Yatim)

1. Meraih peluang menjadi teman Rasulullah SAW di Surga.
2. Pengsuh anak yatim dijamin masuk surga.
3. Menggapai predikat Abror (shaleh dan taat kepada Allah)
4. Melembutkan hati dan perasaan
5. Memperoleh pertolongan dari Allah
6. Menghindarkan diri dari siksa akhirat
7. Investasi amal untuk akhirat
8. Menggapai keberuntungan dan menjadi yang terbaik.
9. Melancarkan dan mempermudah terpenuhinya keinginan dan hajat
10. Memperoleh berkah dan doa anak yatim.