Minggu, 18 Maret 2012

Silaturahmi dan santunan 11 Maret 2012

Pada hari Minggu tanggal 11 Maret 2012 dilaksanakan santunan dan silaturahmi anak

asuh Taman kahuripan al-Hayy al-Qayyum dengan kegiatan antara lains :

a. Pembelajaran tentang kesenian islam " Marawis ". Untuk meningkatkan wawasan

seni anak asuh akan dilaksanakan pembelajaran kesenian Marawis. Latihan

dilaksanakan setiap hari minggu.

b. Santunan berupa beras dan minyak untuk 35 anak asuh yang hadir dan sekaligus

pemberian bantuan pendidikan untuk anak SD, SMP dan SMA setiap bulan.

c. Pembacaan doa untuk keluarga besar anak asuh Taman kahuripan yang berulang

tahun pada bulan Februari dan Maret.

d. Pemberian hadiah untuk anak asuh yang berprestasi mampu menambah

menghafal ayat al Quran setiap bulannya, untuk memotivasi anak asuh belajar al-Quran

Kesabaran Rasulullah

Ketika Rasulullah sedlang duduk-duduk di tengah para sahabatnya, salah seorang pendeta

Yahudi bernama Zaid bin Sa’nah masuk menerobos barisan jama’ah yang

melingkarinya, seraya menyambar kain Rasulullah dan menghardiknya dengan kasar.

Katanya, “Ya Muhammad! Bayarlah hutangmu. Kamu keturunan Bani Hasyim biasa

memperlambat pelunasan.” Pada waktu itu Rasulullah memang punya hutang kepada

orang Yahudi itu, namun belum jatuh tempo. Umar yang melihat peristiwa itu

langsung bangkit dan menghunus pedangnya, seraya memohon iin. Ucapnya,

“Ya Rasulullah, ijinkanlah aku memenggal leher bedebah ini!” Tetapi Rasulullah bersabda,

“Ya Umar, aku tidak disuruh berdakwah dengan cara begitu. Antara aku dan dia

memang sedang membutuhkan kebijaksanaanmu. Suruhlah dia menagih dengan sopan

dan ingatkanlah aku supaya melunasinya dengan baik.” Mendengar sabda Rasulullah

tersebut, orang Yahudi itu berkata,

“Demi yang mengutusmu dengan kebenaran. Sebenarnya aku tidak datang untuk

menagih hutangmu, namun aku datang untuk menguji akhlakmu. Aku tahu,

tempo pelunasan utang belum tiba waktunya. Akan tetapi aku telah membaca

sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat, dan ternyata terbukti semua, kecuali satu

sifat yang belum aku uji, yaitu kebijakkanmu bertindak pada waktu marah. Ternyata

tindakan bodoh yang ceroboh sekalipun engkau dapat mengatasinya dengan bijaksana.

Itulah yang aku lihat sekarang ini. Maka terimalah Islamku ini, ya Rasulullah, “Asyhadu

alaa ilada illallah wa annaka ya Muhammad Rasulullah” “Aku bersaksi tiada tuhan selain

Allah dan engkau adalah Rasulullah.” Cara bersabar dengan membiarkan orang marah

tanpa meladeninya merupakan cara efektif dakwah Rasulullah yang sering beliau lakukan.

Kesabaran beliau malah mendapat simpati dari seorang Yahudi sehingga dengan

kesadarannya sendiri mau memeluk agama Islam.

(Sumber : Nasiruddin, S.Ag, MM, 2007, Kisah Orang-Orang Sabar, Republika, J

Sabtu, 11 Februari 2012

ANAK SHOLEH HIDAYAH DARI ALLAH

Kami pernah mendengar keluhan seorang bapak pada kami. Bapak ini memang masih keluarga dekat kami, yaitu sama-sama bermarga Tuasikal.

Dia mengeluh tentang anaknya. “Mas sudah 2 bulan ini anakku tidak mau masuk sekolah,” begitulah keluhannya pada kami. Kami hanya terdiam saja. Bapak ini juga minta agar diajarkan do’a atau amalan tertentu supaya anak tercintanya ini bisa lagi kembali sekolah. “Iya, pak nanti saya cari dulu do’a atau amalannya,” jawab kami.

Kemudian kami kemarin tidak sengaja ke toko kitab. Di sana kami menemukan kitab yang sangat menarik yang ditulis oleh ulama saat ini, Syaikh Musthofa Al Adawi. Judul kitab tersebut adalah Fiqh Tarbiyatil Abna’. Di dalam kitab ini banyak penjelasan yang cukup menarik mengenai cara mendidik anak. Insya Allah pada kesempatan kali ini dan kesempatan akan datang, kami akan menyarikan pelajaran-pelajaran berharga dari kitab tersebut. Semoga ini bisa menjadi solusi dari keluhan bapak tadi.

Yang Patut Diingat oleh Orang Tua

Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178)

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena sedih terhadap mereka.” (QS. Fathir : 8 )

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya.” (QS. As Sajdah : 13)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.” (QS. Yunus : 99)

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nuh dan Anaknya

Lihatlah pula pada kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya ,

“Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.” (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

“Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.” (QS. Hud : 43)

Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud : 45)

Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

“Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

Ya Allah berkahilah selalu pendengaran, penglihatan, hati, dan istri kami, juga berilah keberkahan pada keturunan kami. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

Anak Sholeh adalah Hidayah dari Allah

Kami pernah mendengar keluhan seorang bapak pada kami. Bapak ini memang masih keluarga dekat kami, yaitu sama-sama bermarga Tuasikal.

Dia mengeluh tentang anaknya. “Mas sudah 2 bulan ini anakku tidak mau masuk sekolah,” begitulah keluhannya pada kami. Kami hanya terdiam saja. Bapak ini juga minta agar diajarkan do’a atau amalan tertentu supaya anak tercintanya ini bisa lagi kembali sekolah. “Iya, pak nanti saya cari dulu do’a atau amalannya,” jawab kami.

Kemudian kami kemarin tidak sengaja ke toko kitab. Di sana kami menemukan kitab yang sangat menarik yang ditulis oleh ulama saat ini, Syaikh Musthofa Al Adawi. Judul kitab tersebut adalah Fiqh Tarbiyatil Abna’. Di dalam kitab ini banyak penjelasan yang cukup menarik mengenai cara mendidik anak. Insya Allah pada kesempatan kali ini dan kesempatan akan datang, kami akan menyarikan pelajaran-pelajaran berharga dari kitab tersebut. Semoga ini bisa menjadi solusi dari keluhan bapak tadi.

Yang Patut Diingat oleh Orang Tua

Ada suatu hal yang perlu dipahami oleh setiap ortu ketika mendidik anak. Kita memang ingin sekali menjadikan anak dan keturunan kita sebagai anak sholih. Kita ingin mereka menjadi anak yang baik. Kita ingin agar mereka menjadi anak yang berbakti dan taat. Namun, ada suatu hal yang kita sering lupakan. Kita memang sudah berusaha mendidik mereka dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Bahkan mereka juga kita wajibkan masuk TPA atau masuk pondok pesantren. Namun kadangkala, kita hanya bersandar pada usaha kita semata, tanpa mau melirik bahwa hidayah dan petunjuk adalah di tangan Allah termasuk hidayah pada anak dan keturunan kita. Walaupun kita telah pontang panting dengan melakukan berbagai sebab, namun jika Allah menakdirkan berbeda, lantas apa yang bisa kita perbuat. Selayaknya kita banyak merenungkan ayat-ayat semacam ini:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’rof : 178)

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena sedih terhadap mereka.” (QS. Fathir : 8 )

“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya.” (QS. As Sajdah : 13)

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.” (QS. Yunus : 99)

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nuh dan Anaknya

Lihatlah pula pada kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya ,

“Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,

“Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.” (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

“Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.” (QS. Hud : 43)

Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud : 45)

Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

“Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

Ya Allah berkahilah selalu pendengaran, penglihatan, hati, dan istri kami, juga berilah keberkahan pada keturunan kami. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal, ST

Santunan dan silaturahmi tgl 21 Januari 2012

Pada tanggal 21 januari 2012 jam 16.00 wib diselenggarakan santunan dan silaturahmi

anak asuh Taman Kahuripan Al Hayy Al Qayyum, santunan berupa bantuan pendidikan

untuk anak SD dan SMP serta santunan sembako untuk anak asuh dan Manula

di Kp. Bencongan Tangerang.

Dalam acara disampaikan tema Perayaan Hari Ulang Tahun secara islami sehingga

anak asuh lebih memahami dan melaksanakan perayaan hari ulang tahun secara islami,

sehingga tidak ikut-ikutan merayakan hari ulang tahun secara berlebihan dan

kurang bermanfaat. Disamping itu beberapa anak asuh melantunkan ayat ayat

suci al Quran sesuai janji mereka pada bulan sebelumnya untuk menghafal beberapa

surat al Quran.

Sabtu, 07 Januari 2012

Berikanlah yang terbaik untuk Allah ketika sedang banyak harta

Hidup kadang diatas dan kadang dibawah, bagai roda pedati, Roda pedati terus berputar, sehingga kita tidak mengtahui apa yang akan terjadi besok pagi dan seterusnya..

Semua rahasia kehidupan tersimpan sepenuhnya dalam kekuasaan Allah, kita diminta Allah untuk berbuat amal sebaik-baiknya dan memberikan manfaat pada alam semesta beserta isinya.

Pada saat kita sedang diberikan rejeki, maka maanfatkanlah untuk kebaikan, tunaikan hak-hak orang fakir dan miskin yang ada dalam harta kita, karena sesungguhnya didalam kekayaan kita ada hak kaum dhuafa..

Masa-masa banyak harta adalah saat yang paling baik untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang tidak beruntung secara ekonomi..

Kekayaan juga merupakan ujian disamping juga amanah. Banyak orang yang berhasil lulus dari ujian kemiskinan dan kesusahan hidup, namun gagal ketika Allah menguji dengan kekayaan. Mereka jadi lupa diri, bakhil dan sombong.

Masa kaya adalah masa “ menanam “ kebaikan dan kebajikan sebanyak- banyaknya serta tetap mengantispasi agar kita tetap dapat bermanfaat bagi alam semesta ini sampai kita dipanggil Allah swt. Invsetasi yang produktif, persiapan masa pension dan dana pendidikan dengan baik merupakan langkah langkah agar kita tetap dapat memberikan manfaat bagi sesama sampai akhir hayat kita.

Semoga kita diberikan konsistensi dan kemudahan untuk melaksanakannya….Amien,

Sabtu, 31 Desember 2011

Santunan dan silaturahmi tgl 3 Desember 2011

Silaturahmi dan santunan anak asuh Taman kahuripan Al Hayy al Qayyum dilaksanakan pada

tanggal 3 Desember 2011

dihadiri sekitar 45 anak asuh dan manula. Dalam acara ini disampaikan pula makna bulan

muharram dan diskusi tentang keutaaman bulan muharram. Kita semua diharapkan

mampu "berhijrah" menjadi lebih baik dalam segala hal. Contoh perilaku hijrah

secara sederhana didiskusikan pada anak anak asuh sehingga dapat mudah

memahaminya dan dilaksanakan dalam perilaku sehari hari. Kebiasaan suka menolong,

membantu temen sekolah yang sedang susah, meminjamkan alat sekolah kepada

teman yang tidak punya, tidak sombong dll harus tercermin dalam sikap seorang muslim.

Secara konsisten anak asuh yang telah berhasil menghafal surat al-quran sesuai kesepa-

katan di berikan motivasi berupa hadiah yang menarik sehingga mendorong anak asuh

untuk menghafal dan mengerti ayat ayat al Quran.

Disamping santunan rutin setiap bulan (SD rp. 50.000 dan SMP/SMA = Rp. 75.000)

juga diberikan santunan berupa sembako kepada 45 anak asuh dan manula.




Selasa, 08 November 2011

Bakti sosial di Mushola Al. Hidayah, kel bencongan Tangerang

Dalam rangka membantu menyehatkan masyarakat kurang mampu di kelurahan Bencongan,

Kec. Kelapa dua Tangerang pada tanggal 23 Oktober 2011 telah dilakukan bakti sosial

dan sosialisasi kesehatan di Mushola Al. Hidayah, Kp. Bencongan Rt. 1 Rw. 1 Kelurahan

Bencongan, Kec. Kelapa Dua, Kab. Tangerang.

Jumlah peserta yang hadir sebanyak 60 orang meliputi ketua RT, RW, pengurus mushola

dan masyarakat kampung Bencongan. Sosialisasi kesehatan meliputi pentingnya menjaga

kesehatan secara preventif dengan banyak mengkonsumsi sayur, makanan sehat, pola

makan dan pola hidup Rasulallah.

Ketidaktahuan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan ditengah banyaknya promosi

makanan atau penyedap yang kurang sehat, akan sangat berpengaruh terhadap

kondisi kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. Hal ini tentu akan meningkatkan

biaya kesehatan yang berdampak langsung menurunnya kualitas hidup masyarakat kurang

mampu.

Secara konsisten bakti sosial kesehatan ini akan dilakukan untuk menyadarkan masyarakat

kurang mampu tentang pencegahan atau pengobatan penyakit dengan mengkonsumsi

tanaman herbal yang ada di sekitar kita sehingga mengurangi potensi biaya

pengobatan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam kegiatan ini diperkenalkan

terapi bekam sesuai sunah Rasul untuk pengobatan dan perawatan penyakit-penyakit

degeneratif (Diabetes, Kolestrol, Jantung dll)